Kamis, 28 Mei 2009

Cara Menulis Daftar Pustaka

Oleh : Aan Hendrayana

Salah satu penilaian kualitas dari karya ilmiah adalah daftar pustaka yang baik. Menyertakan daftar pustaka pada karya ilmiah, baik itu berupa buku, hasil penelitian, makalah, maupun artikel, merupakan salah satu etika yang sangat dianjurkan. Dengan adanya daftar pustaka, pernyataan dan klaim pada tulisan ilmiah dapat ditelusuri kebenarannya. Akibatnya tulisan yang tidak secara baik mencantumkan daftar pustaka maka kualitas karyanya dipertanyakan.
Untuk menuliskan sumber di kajian pustaka, perlu aturan yang harus dipatuhi. Aturan yang perlu dipatuhi antara lain, tata cara penulisan, penulis, penyunting, dan sumber pustaka seperti buku, jurnal, surat kabar, majalah, makalah, dekumentasi lembaga, dan internet.

A. Nama Penulis
Ketika hendak mencantumkan nama penulis pada salah satu pustaka seringkali terbentur beberapa tiga hal yaitu: (1) gelar; (2) nama lengkap penulis; dan (3) jumlah penulis
1. Gelar
Untuk mengormati nama penulis yang hendak dikutip, banyak kejadian gelar dari penulis disertakan. Padahal aturan dari daftar pustaka tidak mengijinkan untuk mencatumkan, gelar akedemik, gelar keagamaan, gelar kedaerahan, dan gelar-gelar lainnya. Contoh-contoh gelar yang biasa muncul adalah:
- Profesor, DR, Ph.D, Drs, S.Si, dan lain-lain
- KH, Haji (H), Pdt, dan lain-lain
- Tubagus, Tengku, Ratu, dan lain-lain.
Kasus yang tidak tepat:
DR. Hendrayana, A. (2008). “Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran”, dalam Handbook Self-Regualted Learning. Bandung: CV. Inovasi e-Learning.
Seharusnya:
Hendrayana, A. (2008). “Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran”, dalam Handbook Self-Regualted Learning. Bandung: CV. Inovasi e-Learning.

2. Penulisan nama lengkap penulis
Pada daftar pustaka nama penulis dan penyunting tidak diijin untuk menulis nama secara lengkap pada daftar pustaka. Seandainya dibolehkan maka kita akan cukup direpotkan menuliskan nama-nama yang begitu panjang. berikut aturannya
a. Namanya terdiri dari satu kata, maka penulisannya bisa dapat langsung dituliskan pada daftar pustaka.
Contoh :
Herman. (2008). “Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran”, dalam Handbook Self-Regualted Learning. Bandung: CV. Inovasi e-Learning.
b. Namanya hanya terdiri dari dua kata atau lebih, maka kata yang ditulis adalah kata yang terakhir, sedangkan kata-kata di depannya disingkat.
Contoh:
Nama Penulis: Aan Hendrayana
Ditulis pada daftar pustaka:
Hendrayana, A. (2008). “Pengembangan Multimedia sebagai Alat Bantu Belajar”. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 1. (1). 60 – 71.
Nama Penulis: Yaya Sukjaya Kusumah
Ditulis pada daftar pustaka:
Kusumah, Y.S. (2008). “Pengembangan Multimedia sebagai Alat Bantu Belajar”. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 1. (1). 60 – 71.

3. Jumlah Penulis
Penulis Satu Orang
Penulisannya:
Hendrayana, A. (2008). “Pengembangan Multimedia sebagai Alat Bantu Belajar”. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 1. (1). 60 – 71.
Penulis Dua Orang
Penulisannya:
Hendrayana, A. dan Heni, P. (2008). “Pengembangan Multimedia sebagai Alat Bantu Belajar”. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 1. (1). 60 – 71.
Penulis Tiga Orang
Penulisannya:
Hendrayana, A., Heni, P., dan Mutaqin, A. (2008). “Pengembangan Multimedia sebagai Alat Bantu Belajar”. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 1. (1). 60 – 71.
Penulis Lebih dari Tiga Orang
Penulisannya:
Hendrayana, A. et al. (2008). “Pengembangan Multimedia sebagai Alat Bantu Belajar”. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 1. (1). 60 – 71.

Berikutnya, untuk mempermudah pemahaman terhadap materi daftar pusataka, pada tulisan ini dibuat beberapa pemisalan, antara lain:
Aan Hendrayana
Anwar Mutaqin
Heni Pujiastuti Serayu

A. Berdasarkan Asal Sumber.
1.Sumbernya dari Jurnal
Contoh :
Hendrayana, A. (2008). “Pengembangan Multimedia sebagai Alat Bantu Belajar”. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 1. (1). 60 – 71.

2.Sumbernya dari Buku
• Penulis Langsung
Contoh :
Hendrayana, A. (2008). Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran. Bandung: CV. Inovasi e-Learning.
• Penulis sebagai Penyunting
Contoh :
Hendrayana, A. dan Koswara, B.D. (Eds) (2008). Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran. Bandung: CV. Inovasi e-Learning.
• Bukunya Merupakan Kumpulan dari Banyak Penulis (biasanya handbook)
Contoh :
Hendrayana, A. (2008). “Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran”, dalam Handbook Self-Regualted Learning. Bandung: CV. Inovasi e-Learning.

3.Sumbernya dari Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Contoh :
Hendrayana, A. (2008). Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMP dalam Matematika. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

4.Sumbernya dari Publikasi dan Dekumen Lembaga/Departemen
Contoh :
Pusat Kurikulum. (2006). Model-Model Pembelajaran Matematika Bandung: Puskur.

5.Sumbernya dari Makalah
Contoh :
Hendrayana, A. (2006). Multimedia Untuk Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Matematika. Makalah pada Seminar International Intiative Forum: Jakarta.

6.Sumbernya dari Surat Kabar
Hendrayana, A. (1999). “Bisakah Komputer Mengalahkan Manusia?”. Pikiran Rakyat: (18 Oktober 1999)

7.Sumbernya dari Internet
Karya Perorangan (bisanya banyak terdapat pada blog pribadi)

Karya Kolektif

Artikel dalam Jurnal

Artikel dalam Majalah

Artikel di surat kabar

Pesan dari e-mail

Aturan seting tulisan
- Baris kedua menjorok 5 ketukan
- Paragraph antar tulisan pada satu sumber adalah satu spasi.

Ctt
*Beberapa poin pada tulisan ini belum selesai

1 komentar:

  1. Multimedia jika dikelola dengan baik, dan digunakan tepat sasaran maka akan menghasilkan sesuatu yang menarik...

    selamat berkarya... salam kenal....

    BalasHapus